08 Oktober 2014

Pendapat Imam-Imam Mazhab Mengenai Ittiba' Rasulullah Dan Menjauhi Taqlid Buta

Oleh:  ?



"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik., (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kesenangan) hari akhirat dan dia banyak menyebut Allah." (Al-Ahzab:21)

Ibn Katsir rahimahullah berkata: "Ayat ini merupakan asas pokok lagi agung dalam bersuri teladan kepada Rasulullah saw dalam segala ucapan, perbuatan dan hal ehwalnya…"(Tafsir Ibnu Katsir, 3/475).

Muhammad Nashiruddin Al-Albani menyatakan : "Ayat ini memberi pengertian bahawa Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam adalah panutan kita dan suri teladan bagi kita dalam segala urusan agama…" (Al-Hadits Al-Hujjatun bi Nafsihi, ms. 35)

Dari sini kita dapat pelajari mengikuti Nabi sallallahu 'alaihi wasallam dari segala aspek peribadatan mahu pun i'tiqad kepercayaan (aqidah) adalah mengikuti Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam selaku rasul yang mendapat wahyu dari Allah subhanahu wa Ta'ala. Dan ini dikuatkan dengan dalil-dalil dari firman Allah yang lain,

"
Barangsiapa yang menta’ati Rasul berarti dia menta’ati Allah.. " (An-Nisa’:80)

"
Barangsiapa yang ta’at kepada Allah dan Rasul-Nya Allah akan memasukkannya ke dalam Syurga…" (An-Nisa’:13)

"Dan tidaklah ia (rasul) berkata-kata dari hawa nafsunya melainkan wahyu yang disampaikan Allah kepadanya." (An-Najm:4)

Sabda Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam: "Barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada contohnya dari kami, maka amalan itu tertolak." (HR. Muslim, no: 1718).

Dalam kita mengikuti (ittiba') Rasulullah, hendaklah pula kita menjauhi amalan ikut-ikutan tanpa mengetahui dalil (taqlid). Abu Abdillah bin Khuwaizi Mandad menyatakan : "Setiap orang yang engkau ikut tanpa dalil dan hujjah maka engkau adalah muqallidnya (orang yang taqlid)". (Al-‘Alamul Muwaqqi’in hal.137).

Ini selari dengan firman Allah: "Ta’atlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul-Nya (As-Sunnah), barangsiapa yang berpaling (dari keduanya) maka sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang kafir." (Al-Imran : 32)

Berikut kata-kata yang kami nukilkan daripada Imam-imam mazhab yang terkenal mengenai anjuran mengikuti (ittiba') Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam dan menjauhi amalan taqlid (ikut-ikutan) sebagai pedoman bersama:

1. Imam Hanafi (Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsabit)

"
Apabila hadis itu sahih maka itu adalah mazhabku" (Rujuk Al-Hasyiyah karya Ibnu Abidin Juz 1/63, juga dalam risalah Rasmul Mufti Juz 1/4.)

"
Tidaklah dihalalkan bagi seseorang untuk berpegang kepada perkataanku, selagi ia tidak tahu dari mana aku mengambilnya." (Ibnu Abdilbar dalam kitab Al-intiqa’u fi Fadha-ilist Tsalatsatil ‘A-immatil Fuqaha’i ms.145, dan Ibnul Qayyim dalam I’lamul Muwaqqi’in, 2/309 dan Ibnu Abidin dalam Al-Hasyiyah).

Dalam riwayat lain dikatakan : "Adalah haram bagi orang yang tidak mengetahui alasanku untuk berfatwa dengan perkataanku." Atau riwayat lain lagi : "Sesungguhnya kami adalah manusia yang mengatakan perkataan pada hari ini dan membetulkannya di esok hari."


Beliau berkata kepada Abu Yusuf : "Kasihan engkau wahai Ya’qub (Abu Yusuf) jangan engkau tulis setiap apa yang dari padaku. Kerana kadangkala aku memang berpendapat dengan suatu pendapat pada hari ini, dan kadang kala aku berpendapat lain pada esok lusa, bahkan aku meninggalkannya pada esok lusa." (Al-Mizan 1/6. Abu Hanifah adalah seorang ulama yang sering menetapkan sesuatu hukum dengan qiyas kepada suatu ketentuan yang belum ditemuinya pada Kitabullah atau Sunnah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam. Para pengikut hanafi penghafal hadis yang sering melakukan perjalanan jauh dari negeri-negeri dan pelabuhan-pelabuhan setelah berjaya menemui hadis, nescaya Imam Hanafi mengambilnya dari mereka dan membuang qiyas yang pernah ia fatwakan.)

"
Jika aku mengatakan suatu perkataan yang bertentangan dengan Kitabullah atau khabar Rasulullah, maka tinggalkanlah perkataanku." (Al-Fulani dalam Al-Iqazh ms.50 yang diasalkan oleh Imam Muhammad ).

2. Imam Malik bin Anas

Beliau berkata :

"
Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang manusia yang salah dan benar. Maka perhatikanlah pendapatku. Setiap pendapatku yang sesuai dengan Al-Kitab dan Sunnah, ambillah dan setiap perkataanku yang menyimpang dengan Al-Kitab dan Sunnah, tinggalkanlah." (Ibnul Abdilbar dalam Al-Jami’, 2/32, dan Ibnu Hizam dalam Ushulul Ahkam, 6/149 dan demikian pula Al-Fulani, ms.72)

"
Tidak ada seorang pun setelah Nabi saw kecuali dari perkataannya itu ada yang diambil dan yang ditinggalkan, kecuali Nabi sallallahu 'alaihi wasallam." (Ibnul Hadi dalam Irsyadus Salik, 227/1, Ibnu Abdilbar dalam Al-Jami’, 2/91, dan Ibnu Hazm dalam Ushulul Ahkam, 6/145 dan 179 dari perkataan Al-Hakam bin Uthaibah dan Mujahid. Taqiyuddin mengeluarkan dalam Al-Fatawa 1/48)

3. Imam Syafi’i. (Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i)

Inilah nasihat beliau tentang taqlid : "Setiap pendapatku yang menyalahi hadis Nabi saw. maka hadits Nabi sallallahu 'alaihi wasallam itulah yang wajib diikuti, dan janganlah kalian taqlid kepadaku." (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim, Abu Nu’aim dan Ibnu ‘Atsakir 15/10/1)

"Apabila kalian dapati di dalam kitabku, pendapat-pendapat menyalahi Sunnah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam, peganglah Sunnnah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam dan tinggalkan pendapatku.
" Dalam riwayat lain beliau berkata : "Ikutilah Sunnah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam. dan janganlah kalian menoleh kepada pendapat sesiapapun". (Riwayat al-Harawi, Abu Nu’aim fil Hilyah / lihat Sifat Solat Nabi ms. 28 oleh al-Albani).


"Setiap masalah yang sudah sahih hadisnya dari Rasulullah menurut para ulama hadis, tetapi pendapatku menyalahi hadis yang sahih, maka aku ruju’ (menarik semula) dari pendapatku dan aku ikut hadis Nabi sallallahu 'alaihi wasallam yang sahih baik ketika aku masih hidup maupun sesudah wafatku.
" (Al-Harawi 47/1, Ibnul Qayyim dalam I’lamul Muwaqqi’in, 2/363).

"
Kaum muslimin sudah sepakat bahawa barang siapa yang telah terang baginya Sunnah Rasulullah maka tidak halal meninggalkannya kerana taqlid kepada pendapat seseorang." (Ibnul Qayyim 2/361 dan Al-Fulani ms.68)

"
Apabila hadis itu sahih, maka dia adalah mazhabku." (An-Nawawi dalam Al-Majmu’, Asy-sya’rani, 10/57, Al-Fulani, ms.100)

4. Imam Ahmad bin Hambal


"
Janganlah kalian taqlid padaku dan jangan pula kalian taqlid kepada Imam Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, tetapi ambillah dari mana mereka mengambil (yakni al-Quran dan hadis)." (Ibnul Fulani, 113, dan Ibnul Qayyim dalam kitab Al-I’lam 2/302).

"
Pendapat Auza’i, pendapat Imam Malik dan Abu Hanifah semuanya adalah pendapat, dan bagiku adalah sama, sedangkan alasan hanyalah terdapat di dalam atsar-atsar." (Ibnul Abdilbar dalam Al-Jami’, 2/149).

"
Barangsiapa yang menolak hadis Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam, maka sungguh ia telah berada di tepi kehancuran." (Ibnul Jauzy ms.182).

Amat jelas perkataan mereka, dan amat jelaslah kedustaan yang dibuat oleh para muqallid (orang yang taqlid) yang membolehkan taqlid buta kepada salah seorang dari mereka. Perhatikanlah, kesemua Imam-imam itu tidak ingin ditaqlidi. Semua mereka menyarankan agar kembali kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah sallallahu 'alaihi wasallam. Tidak dibenarkan orang-orang yang mengikuti mereka mengambil pendapat mereka tanpa dalil disebabkan keempat imam mazhab itu memiliki dalil-dalil, dan diantara dalil-dalil itu terdapat dalil yang sahih dan ada pula yang lemah (dha'if), maka ambillah pendapat mereka yang lebih rajih dan sahih, dengan tidak membezakan satu imam dengan lainnya. Jika hujjah mereka berasal dari atsar yang sahih, maka wajib kita membenarkan dan memegang pendapat tersebut.

Tidak dibenarkan seseorang mengambil fatwa-fatwa hanya dari salah seorang mereka kemudian membenci pendapat Imam yang lain. Atau seseorang mengambil fatwa dari ulama-ulama sementara dia tidak mengetahui hujjah atau dalil dari ulama tersebut. Yang benar adalah kita mengikuti setiap pendapat yang kita terima dari Imam-imam Ahlus sunnah wal Jama'ah baik dari empat Imam Mazhab ini atau pun dari imam-imam yang lain dengan merujuk kepada Kitabullah, As-Sunnah serta atsar dari sahabat. Wallahua'lam.

Sumber:  http://wahabiah.blogspot.com/

Benarkah Cintamu Cinta Sejati?

Oleh: Ustadz Muhammad Arifin Badri


Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?

Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.

Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?

Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.

Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang. (sumber: www.detik.com Rabu, 09/12/2009 17:45 WIB).

Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.

Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?

Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.

Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.

Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.

Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?

Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:

Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku? Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku. Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya, Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.

Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.

Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.

Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata:
“Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”

Akan tetapi tidak begitu l

ama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:

يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.

“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya. Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya.

Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)

Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)

Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.

Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?

Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:

الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره  

“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:

كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ

Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).

Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:

حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ

Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.

Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda. Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:

فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة


“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)

Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?

Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.

Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?

Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه

“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dan pada hadits lain beliau bersabda:

إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.

“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)

Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.

الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67

“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)

Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه

“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)

Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.

Yahya bin Mu’az berkata:

“Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu."'

  Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.

Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…

Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.

Sumber: http://pengusahamuslim.com/

Cinta beralih arah

Oleh: Zuhayati Yazid



Cinta beralih arah bukan sesuatu yang pelik atau luar biasa dalam sesebuah perhubungan lebih-lebih lagi di kalangan pasangan kekasih.

Namun sesuatu yang malang apabila cinta beralih arah ketika perhubungan telah diikat kejap dengan tali perkahwinan dan janji sehidup semati.

Biarpun ketika itu si suami atau isteri sudah bahagia memiliki keluarga yang sempurna, tetapi masing-masing masih mahu mencari kekurangan dengan apa yang dimiliki.

Setiap pasangan yang berumah tangga pasti mahukan sebuah perkahwinan yang bahagia dan aman damai, tetapi bukan semua yang diimpikan akan menjadi kenyataan.

Tidak dapat dinafikan sebagai makhluk Allah kita akan diuji dengan pelbagai ujian bagi melihat sejauh mana kita sebagai makhluknya mampu menghadapi situasi yang getir dalam hidupnya.

Namun percayalah, Allah tidak kejam dengan umat, setiap dugaan yang diberi pasti setaraf dengan kemampuan dirinya sendiri.

Sebenarnya, apabila ada kecurangan bermakna kepercayaan terhadap pasangan juga akan semakin berkurangan dan kasih sayang yang selama ini dicurahkan juga semakin tawar.

Biarpun tiada kajian khusus dan angka tepat mengenai peratusan kecurangan yang berlaku antara pasangan dalam perkahwinan, apa yang pasti kes sebegitu kerap berlaku yang menjadi antara punca keretakan sesebuah perkahwinan.
Sehubungan itu, timbul persoalan kenapakah kecurangan berlaku dalam perhubungan?

Sebenarnya pelbagai sebab dan faktor yang mendorong pasangan, baik suami atau isteri berlaku curang dalam rumah tangga walaupun perkara berkenaan sepatutnya tidak berlaku.

Faktor paling biasa yang mendorong pasangan berlaku curang ialah usia perkahwinan mereka.

Pada peringkat awal perkahwinan mungkin masing-masing cuba untuk memahami antara satu sama lain, tetapi apabila sudah memahami dan ada perasaan jemu, mulalah berlaku perkara tidak diingini.

Antaranya timbul perasaan bosan terhadap pasangan dan keadaan itu menyebabkan kejujuran mula dipinggirkan dalam perkahwinan.

Selain itu, tiada sifat telus dalam perhubungan perkahwinan boleh membawa kepada timbulnya keinginan untuk curang kepada pasangan masing-masing.

Selain itu faktor 'tolakan' dan 'tarikan' antara pasangan suami isteri juga merupakan faktor yang berlaku kecurangan.

Mungkin terlalu rimas dengan isteri yang membebel menyebabkan si suami cuba mencari keseronokan di luar rumah.

Malah, kurangnya perhatian yang diberikan pasangan juga tidak dinafikan menjadi pencetus kepada fenomena curang dalam rumah tangga.

Apabila tiada perhatian, pasangan akan berasa kekurangan suatu dalam kehidupan.

Bagi mereka yang bekerja di pejabat, pergaulan seharian dengan teman sekerja kadangkala menjadikan mereka berpotensi untuk curang kerana mendapat perhatian sewajarnya di luar rumah.

Oleh itu, berpada-pada apabila bersahabat dengan berlainan jantina di pejabat supaya perasaan sahabat tidak bertukar kepada sayang.

Sayangilah hubungan perkahwinan yang dibina atas dasar sayang dan cinta kepada suami dan isteri anda supaya keadaan tidak menjadi lebih teruk.

Sumber:  http://www.utusan.com.my/utusan/

Ibu




Orang kata aku lahir dari perut ibu....
(bukan orang kata...memang betul)

Bila dahaga, yang susukan aku: Ibu...
Bila lapar, yang suapkan aku: Ibu...
Bila keseorangan, yang sentiasa di sampingku: Ibu...

Kata ibu, perkataan pertama yang aku sebut:Ibu...

Bila bangun tidur, aku cari.:Ibu...
Bila nangis, orang pertama yang datang: Ibu...
Bila nak bermanja, aku dekati: Ibu...
Bila nak bergesel, aku duduk sebelah: Ibu
Bila sedih, yang boleh memujukku hanya: Ibu...
Bila nakal, yang memarahi aku: Ibu...
Bila merajuk, yang memujukku cuma: Ibu...
Bila melakukan kesalahan, yang paling cepat marah: Ibu...
Bila takut, yang tenangkan aku: Ibu...
Bila nak peluk, yang aku suka peluk: Ibu...
Bila sedih, aku mesti telefon: Ibu...
Bila seronok, orang pertama aku nak beritahu: Ibu...
Bila bengang, aku suka luah pada: Ibu...
Bila takut, aku selalu panggil: "Ibuuuuuuuu!!!!"
Bila sakit, orang paling risau adalah: Ibu...
Bila nak exam, orang paling sibuk juga: Ibu...
Bila buat hal, yang marah aku dulu: Ibu...
Bila ada masalah, yang paling risau: Ibu...

Yang masih peluk dan cium aku sampai hari ni: Ibu...
Yang selalu masak makanan kegemaranku: ibu...

Kalau balik ke kampung,

Yang selalu bekalkan ulam & lauk pauk: Ibu...
Yang selalu simpan dan kemaskan barang-barang aku: Ibu...
Yang selalu berleter kat aku: Ibu...
Yang selalu puji aku: ibu...
Yang selalu nasihat aku: Ibu...

Bila nak kahwin..Orang pertama aku tunjuk dan rujuk: Ibu...

Aku dah ada pasangan hidup sendiri!

Bila seronok, aku cari: Pasanganku
Bila sedih, aku cari: Ibu...

Bila berjaya, aku ceritakan pada: Pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada: Ibu...

Bila bahagia, aku peluk erat: Pasanganku
Bila berduka, aku peluk erat: Ibu...

Bila nak bercuti, aku bawa: Pasanganku
Bila sibuk, aku hantar anak ke rumah: Ibu...

Bila sambut anniversary: Aku bagi hadiah pada pasanganku
Bila sambut hari ibu: Aku cuma dapat ucapkan “Selamat Hari Ibu”

Selalu....aku ingat pasanganku
Selalu....ibu ingat kat aku

Bila-bila....aku akan telefon pasanganku
Entah bila....aku nak telefon ibu

Selalu....aku belikan hadiah untuk pasanganku
Entah bila....aku nak belikan hadiah untuk ibu

Sejauh mana kita memahami hati seorang 'ibu'...

" Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a berkata: Telah datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw lalu bertanya: “Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku layani dengan sebaik mungkin?” Rasulullah saw bersabda: “Ibumu.” Orang itu bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Rasulullah saw bersabda: “Kemudian ibumu.” Orang itu terus bertanya: “Kemudian siapa?” Rasulullah saw bersabda: “Kemudian ibumu.” Orang itu terus bertanya lagi: “Kemudian siapa?” Rasulullah saw bersabda: “Kemudian ayahmu.” " [HR. Bukhori, Muslim, Ibnu Majjah, Ahmad]


04 Januari 2014

Inspirasi Kata-Kata Ustazd Felix Siauw



1. lelaki yang menggalau karena urusan dunia | apa yang mau diharap untuk urusan akhiratnya?

lelaki yang tiada bisa disandarkan lisannya | bagaimana bisa jadi sandaran wanita?
lelaki yang ringan tangannya kasar lisannya | bagaimana ia bisa membina istri dan mendidik anak-anaknya?
lelaki yang hanya bisa mencintai tanpa menikahi | ialah tak tau diri karena mau menikmati tanpa membeli
lelaki yang membaca Al-Qur'an saja tidak lurus | bagaimana membimbing ke jalan lurus?
lelaki yang dengan agama saja asing | bagaimana bisa bahagiakan istri disamping?
lelaki yang mendidik wanita dengan amal haram | jangan heran masa depannya juga kelam

2. apa manfaat yang tertinggal pada harta saat kematian? | tak lebih dari uluran selembar kain kafan
apa manfaat yang tertinggal pada keluarga saat kematian? | tak lebih kecuali sampai liang kubur mereka hantarkan 
apa yang tertinggal pada pangkat jabatan saat kematian? | tak lebih dari sekedar ukiran huruf diatas nisan 
apa yang tertinggal pada ilmu saat kematian menjemput? | tak lebih dari banyaknya orang-orang yang mengingat 
apa yang tertinggal pada lisan saat kematian tiba? | tak lebih ucapan yang dilupakan pendengarnya 
tapi bila itu karena Allah | hartamu berkah, keluarga mendoakan, jabatanmu manfaat, ilmu jadi jariyah, dan lisanmu dakwah

3. hati-hati dengan lisan yang terucap, walau hati tak bermaksud | karena manusia tak bisa melihat isi hati, hanya mendengar yang tampak
maksud hati baik, tiada lengkap bila lisannya tak baik | berkata baik saja mengundang fitnah, apalagi ucapan kurang pantas? 
sempurnakan kebaikan dengan kepantasan, lengkapi lisan dengan tutur yang menawan | dan tentu saja isinya mengajak pada Al-Qur'an

4. apa yang sehari-hari kita lakukan yang paling lama | maka itulah yang jadi cerminan siapa diri kita
jadi seseorang baru dikatakan sebagai seorang penulis | apabila waktu sehari-harinya paling lama untuk menulis
seseorang juga dikatakan sebagai orang Muslim | apabila sehari-harinya standarnya halal-haram
juga dapat dikatakan sebagai ibu dari anak-anaknya | jika dia alokasikan waktu terbanyak dan terbaik buat anak-anaknya 
jadi kita dibentuk dari apa yang sehari-hari kita lakukan | bagaimana jika seseorang ingin menjadi yang dia inginkan? 
kita tinggal pilih salah satu keahlian yang kita mau | dan habiskan sebagian besar waktu sehari-hari disitu
caranya mudah | menjalaninya susah
misalnya bila kita menginginkan jadi penulis | artinya sehari-harinya harus banyak menulis bagaimana sebuah karya tulis bisa dihasilkan | sementara hari-harinya diisi permainan 
bila kita benar-benar menginginkan jadi pengusaha | pastikan bidang itu kita bergelut sehari-harinya 
artinya temanmu harus banyak pengusaha | dan kebanyakan waktumu untuk lakukan usaha
bagaimana bila ada seseorang inginkan sesuatu | namun tidak mau habiskan sehari-harinya banyak disitu? 
dialah orang tak serius lagi tak bersungguh | yang hanya bicara tanpa mau konsekuensi yang susah
bagai ingin menaklukkan gunung menyeberangi samudera | tapi tak mau melakukan langkah apapun yang nyata "tapi kan..?" | SSST! kata tapi takkan membawamu kemana-mana | jangan banyak alasan
seumur-umur dunia orang banyak alasan | tiada akan pernah mendapatkan penghargaan 
siapakah yang mendapakan penghargaan? | yang punya keterbatasan dan tak banyak alasan 
jadi apakah pantas seseorang dikatakan penulis | apabila waktu dan pikirannya habis untuk selain menulis?
apakah seseorang dikatakan serius ingin menikah | sementara aktivitasnya pacaran dan penuh maksiat musibah?‪#‎UdahPutusinAja‬ 
ada pula wanita yang ingin dipanggil sebagai ibu | namun hidupnya dia pilih untuk sebagian besar di kantor?
bila kita tidur 7 jam sehari dan menulis 2 jam sehari | maaf kita bukan penulis tapi kita tukang tidur 
bila wanita habiskan untuk anaknya 3 jam sedangkan kantor 8 jam | lebih layak disebut ibu ataukah karyawan? kita tidak sedang bahas ibu yang TIDAK punya pilihan bekerja atau tidak | kita bahas ibu yang PUNYA pilihan bekerja atau ditinggalkan
kita adalah apa yang kita lakukan paling banyak dalam keseharian kita


"berarti jadi ayah dia harus habiskan waktunya dirumah dan nggak kerja?" | logikamu gimana sih? tugas dan wajib ayah itu memang kerja

"jangan judge wanita karir begitu dong" | nggak lah, hanya berikan nasihat dan pilihan  | generasi Muslim terbaik di tangan kaum ibu
"nggak semua ibu bekerja itu buruk!" | kita nggak bahas baik-buruk atau halal-haram | kita lagi bahas  dan maksimalisasi diri
mengubah itu menyampaikan apa yang diperlukan | bukan menyampaikan apa yang diinginkan
kalau kita menyampaikan hanya yang semua mau | apa guna kebenaran yang kita tahu?
karir terbaik seorang wanita adalah ibu | and I'll never stop believing 


5. "muka kamu tuh nggak cocok pake hijab" | yang membentuk wajahku ini Allah dear, dan Dia paling tau cocok nggaknya "ah paling nanti juga dibuka lagi hijabnya" | kok malah doain jelek sih? doain tuh yang bagus dong, kamu pahala aku juga
"yaudah aku doain kamu istiqamah ya? doain aku nyusul hijab ya?" | naini, kereen, kesadaran itu setengah kebaikan 
"berhijab nggak jamin hatimu baik" | iya, tapi hati yang baik selalu mau taat ‪#‎YukBerhijab‬ 
"yang penting hatinya, bukan luarannya" | dan hatimu nggak bisa dilihat, hatimu dilihat dari apa yang diluar  #YukBerhijab
"aku belum siap" | justru aku berhijab karena belum siap, belum yakin amalku cukup saat dijemput Izrail yang nggak menunggu siap
"aku takut masih buat melakukan dosa walau udah hijab" | belum tentu kan? nggak hijab malah pasti udah dosa  #YukBerhijab
"aku nggak mau munafik dengan hijab" | munafik itu saat mengetahui kebenaran namun enggan mengamalkan
"pacarku nggak suka aku berhijab" | #YukBerhijab  |‪#‎UdahPutusinAja‬ pacarmu dan suruh dia nguras laut aja
"berhijab itu gerah" | gerah karena taat ada pahala, dan di dalem hati adeem  #YukBerhijab
"berhijab susah cari kerja" | apa makna uang bila pada Allah membangkang? bosmu nggak bisa bayar surga
"berhijab susah jodoh" | iya, karena nggak semua lelaki bisa deketin kamu, hanya yang salih istimewa yang mau
"susah kalo hijab harus jaga tingkah laku" | lha, bagus kan malah? pie toh?  #YukBerhijab
"hijab syar'i itu kayak teroris" | amaca? Khadijah, Aisyah, Shafia, mereka semua istri dan ibu yang lembut nan pengasih tuh
"tapi aku liat orang hijab maling?" | lebih banyak lagi yang nggak hijab maling, makanya jadilah contoh "hijab dan jujur"
#YukBerhijab Syar'i | taat tanpa nanti | patuh tanpa tapi"aku sekarang masih hijab gaul gimana?" | kebaikan itu proses, pelan-pelan disederhanain, disempurnakan syar'inya 

6. wanita jadi batal cantiknya | bila terlalu banyak bicara
lelaki jadi batal jantannya | bila tanggung jawabnya tiada
wanita hilang keanggunan diri | jika semua lelaki bisa mendekat lelaki hilang harga diri | bila gemar mengeluh
semakin banyak interaksi wanita dengan lelaki | semakin sedikit kehati-hatian dirinya 
dan belumlah dipanggil lelaki | bila belum mampu menghidupi diri sendiri
satu lagi | wanita minus cantiknya | bila tertawa ngakak | watch it (=_=)d

7. bukan kenakan hijab lalu engkau jadi beriman | namun engkau beriman karenanya kenakan hijab ‪#‎YukBerhijab‬! 
bukan engkau sudah baik karena kenakan hijab | namun engkau inginkan yang baik karenanya kenakan hijab #YukBerhijab!"
bukan karena diganggu lantas engkau kenakan hijab | namun karena engkau kenakan hijab karenanya tiada gangguan #YukBerhijab!
berhijab bukan pernyataan 'Ya Allah, aku bebas maksiat!' | berhijab itu sederhana pernyataan 'Ya Allah, aku ingin taat' #YukBerhijab!

pernikahan atau pacaran? | nggak usah ditanya siapa yang serius dan siapa yang main-main | semua udah tau 
pacaran cuma main-main | pernikahan perlu keseriusan | mau dimainin atau mau diseriusin?
lelaki yang cuma maunya FUN aja ya pacaran jalannya | nggak perlu komitmen, nggak usah tanggungjawab dan paham agama | FUN aja kok
belum nikah aja udah berani pegang-pegang, ngajarin maksiat | 
apalagi kalo dia sudah nikah, udah merasa yang punya kamu | tekor dah!
lelaki yang hanya anggap wanita sebagai objek | selama-lamanya nggak akan pernah bisa membedakan mana cinta mana nafsu
hanya lelaki yang menghormatimu | dialah yang akan memuliakanmu 

- Ustadz Felix Siauw

Udah Putusin Aja.. ii

  • 1. remaja, masa dimana bermekaran semua | tidak hanya cita ataupun rasa, tapi juga mulai dihampiri cinta
  •  2. awalnya dekat itu biasa, namun kala remaja berubah jadi getar asmara | segala terasa indah, setiap hari jadi berwarna

  • 3. salahkah cinta sebabkan rasa pada manusia? | tidak pernah sayang, tidak pernah Allah karuniakan selaksa cinta untuk menyiksa

  • 4. Allah turunkan cinta bagi manusia sebagai tanda | bahwa kita bisa berkeluarga, mampu lanjutkan keturunan dalam satu bahtera asa

  • 5. maka tak ada yang salah dengan cinta | masalahnya adalah bagaimana kita menyalurkan cinta dlm bentuk pergaulan, khususnya remaja

    6. Islam mengatur agar tak salah jalan | arahkan manusia yg telah memiliki cinta untuk dikukuhkan dalam ikatan pernikahan

  • 7. pernikahan membuat segala bentuk cinta menjadi halal berpahala dan penuh kenikmatan | sebagai hadiah Allah buat insan

  • 8. namun sebelum pernikahan, semua bentuk cinta dihijab larangan | karena Allah tau yg terbaik bagi manusia yg Dia ciptakan

  • 9. lalu bagaimana dengan remaja? | apakah yg harus dilakukan dengan cinta yang belum seharusnya? karena terhalang sekolah dan cita-cita?

  • 10. bagi mereka Islam perintahkan berpuasa | jauhkan diri dari rangsangan fisik semacam memandang, mendekat atau berkhalwat ria

    11. Rasul lisankan, "berdua-duaan dengan wanita tanpa disertai oleh mahram si wanita, yg ketiganya adalah setan” (HR Bukhari dan Muslim)
  • 12. dari sini kita dapatkan hukum berpacaran | bahwa ia adalah interaksi yg dilarang dalam Islam secara mutlak

  • 13. tapi anak muda memang selalu biasa cari alasan | lupa bawa pembenaran itu beda tipis dengan kebenaran

  • 14. pacaran itu penambah semangat belajar | "oh, teori, yg terjadi kebanyakan sebaliknya kawan, lagipula bukankah harusnya lillahi ta'ala?"

  • 15. pacaran itu sebuah nada cinta, bukankah Allah Maha Cinta? | "betul, makanya Allah perintahkan nikah, bukan pacaran"

  • 16. pacaran itu penjajakan pra-nikah | "itulah lelaki yg miskin tanggung jawab, 'penjajakan' dahulu, bukan komitmen akad nikah dahulu"

  • 17. pacaran supaya tak beli kucing dalam karung | "banyak yg pacaran lama nikah sejenak saja, dan saya tak pacaran alhamdulillah langgeng"

  • 18. pacaran itu bikin hidup lebih hidup | "iyakah? bukankah dominasi penggalau yg tewas bunuh diri karena berpacaran?"

  • 19. pacaran itu bukan apa-apa kok, kita have some fun aja | "nah akhirnya, inilah perkataan paling jujur tentang pacaran"

  • 20. saya pacaran untuk ajarkan Islam pada pacar | "Islamnya belum tentu sampai, maksiatnya sudah pasti, niat baik harus dikawani cara baik"

  • 21. saya nggak lakukan apapun, tak pegangan tangan, tiada interaksi fisik | "sekalian sempurnakan tak usah pacaran lebih ok"

  • 22. kaum lelaki, coba pikirkan, bila anda benar sayang padanya, tentu tak ingin kulitnya disentuh api neraka dengan maksiat pacaran bukan?

  • 23. kaum lelaki, coba pikirkan, andaikan anda benar sayang padanya, tentu tak akan korbankan masa depannya dengan maksiat pacaran bukan?

  • 24. kaum wanita, coba pikirkan, andaikan telah berani maksiat bahkan sebelum menikah, apa yang menjamin taatnya setelah menikah?

  • 25. kaum wanita, coba pikirkan, tidak inginkah anda menjadi yang pertama bagi suami nantinya? pertama disentuh tangannya, hatinya?

    - Ustadz Felix Siauw

Udah Putusin Aja..

Cinta itu memikirkan yang dicintai bukan hanya kemarin dan kini tapi nanti. Mari kita berbicara tentang masa depan agar hari esok yang dijelang bukan suatu kesengsaraan. Ada hal yang jelas harus dipersiapkan, mana yang boleh dilakukan dan mana yang harus dihindarkan.

Bila engkau lelaki, engkau harus tahu arah saat melangkah. Bila engkau perempuan, seharusnya tahu bagaimana bertingkah. Kita bicara masa depan karena ia tidak semudah yang diperkirakan pemuda-pemuda yang lalai. Juga tidak sesulit yang diceritakan perempuan-perempuan yang bercerai.

Setiap muslimah tentu saja menginginkan lelaki yang bertanggungjawab, yang menghargai kelebihan kebaikannya, dan yang memaafkan keaalpaan kekurangannya. Muslimah mana yang tidak ingin lelaki berbudi pekerti, baik hati, tinggi iman, dan lurus amal. Muslimah selalu menanti lelaki elok akhlak padan rasa; yang memiliki kelembutan dengan anaknya, dengan istrinya dia mesra. Muslimah mana yang tidak mendambakan lelaki yang bisa mengawalnya jauh dari neraka dan membimbingnya menuju surga Allah?

Lelaki mana yang tidak suka dengan wanita yang cerdik cendekia lagi berparas menawan, yang lisannya seanggun geraknya? Lelaki yang baik pasti menyukai wanita lemah lembut lagi santun, pintar membahagiakan suami dengan masakan dan perhatian, tidak tamak harta dan selalu menjaga kehormatan. Lelaki mana yang tidak memimpikan wanita yang mendukungnya dalam kebaikan dan mengeluarkan kebaikannya, dirindukan bila ditinggal, dan menyenangkan bila berjumpa.

Sialnya kita hidup di jaman kapitalisme yang mengajarkan lelaki dan wanita masa kini untuk memperhatikan fisik, bukan isi; perhatikan badan, bukan iman. Kapitalisme sukses menjadikan kebahagiaan materialistis sebagai tujuan tertinggi, hingga buat sebagai tujuan yang tertinggi. Maka hedonisme, anak kandung kapitalisme, sukses menjadikan lelaki hanya peduli nikmat sampai batas kulit. Wajar bila kita melihati lelaki dimana-mana jadi miskin tanggungjawab dan fakir komitmen. Bila lelaki yang tidak lulus ujian tanggungjawab dan komitmen, merekalah yang masuk dalam jurusan pacaran.

Cinta disempitkan dalam arti pacaran, terbatas pada rayuan palsu dan gandengan tangan. Padahal pendamping yang saleh tiada pernah didapatkan dari proses pacaran, karena kesalehan dan kebatilan jelas bertentangan. Haq dan batil tidak akan pernah bertemu bagaikan fatamorgana yang menjanjikan kemuliaan semu. Bagaimana bisa lelaki yang sudah memahami pacaran itu perbuatan yang dilarang oleh Allah memaksa dengan berbagai alasan agar engkau berbagi dosa dengan dia? Melawan Allah, lalu yang seperti ini bisa jadi panduan setelah menikah? Sebelum halal saja dia sudah berani katakan sayang kepadamu, jangan heran setelah dia menikah dia berani katakan pada wanita-wanita yang lain, toh sama-sama bermaksiat pada Allah! Jika sebelum akad saja ia berani melabuhkan tangannya pada tubuhmu, jangan heran bila setelah menikah ia mampu lakukan itu pada wanita-wanita yang lain, toh sama-sama dosa pada Allah! Yang tiada takut dosa sebelum menikah, tentunya jangan harap ia takut dosa setelah menikah.

- Ustadz Felix Siauw

https://www.youtube.com/watch?feature=player_embedded&v=Q9kzI0bIcfk

Bila Engkau Lelaki...



1. datangilah ayahnya bukan putrinya | bila benar engkau lelaki, jangan berani maksiat lalu lari #UdahPutusinAja 
2. jangan inginkan hubungan tapi enggan ikatan | bila benar engkau lelaki, ucap sayang itu setelah nikahi
 
3. meminang wanita dan engkau masih harus yakinkan keluargamu? itu dusta | bila benar engkau lelaki, siapkan baru katakan
 
4. jangan mengumbar kata-kata bercabang haram sebelum waktunya | bila benar engkau lelaki, kata-katamu adalah nyawamu 
5. wanita itu lemah hatinya terhadap manis kata | bila benar engkau lelaki, ringankan kata adalah perkara utama
 
6. katakan sayang lakukan hal terlarang, ucap cinta yg maksiat dipinta | bila benar engkau lelaki, harusnya engkau malu
 
7. katamu kau ingin kebaikan untuknya, yang kau lakukan mengambil masa depannya | dusta, itulah satu-satunya yang kau ajarkan
 
8. kau katakan kau serius, bagiku itu hanya tipudaya | serius itu menikahi, dan tiada keseriusan selain itu
 
9. memulai pinangan yang belum kau siapkan untuk akhiri adalah bohong | ibarat tak miliki uang namun mau memborong
 
10. katamu pacaran adalah penjajakan sebelum menikah | yang ada engkau mencoba-coba karena takutkan nikah
 
11. masa depan Muslimah yang kau jadikan mainan? | bila yang taat sejak awal saja mungkinkan sulit, apalagi yang dari awal maksiat?
 
12. tak perlu risau ambil keputusan, banyak Muslimah shalihah | dunia takkan pernah kehabisan mereka, yakinlah  #UdahPutusinAja
 
13. "dia nggak mau aku putusin" | sejak kapan taat perlu izin manusia? sudahi maksiat sudah Allah perkenankan, itu cukup #UdahPutusinAja
 
14. "semenjak bersamanya aku rajin shalat, itu kan positif?" | #UdahPutusinAja dan berlatihlah bahwa shalat dan taatmu karena Allah semata
 
15. "aku pacaran positif kok" | bila ada pacaran yang positif, tentu ada pula neraka positif #UdahPutusinAja
 
16. "cuma pegangan tangan kok" | begitulah mengawali zina, semudah "cuma pegangan tangan" #UdahPutusinAja
 
17. "pacaran itu tergantung orangnya" | semua wanita yang hilang pusakanya, awalnya berkata begitu #UdahPutusinAja
 
18. "jangan suudzann, pacaran belum tentu begitu" | bukan berprasangka, tapi melihat yg buruk, mungkin yang tak terlihat lebih parah?
 
19. "mas, sy siap nikah, TAPI blm cukup duit, ortu blm setuju, kuliah blm lulus, blm kerja blm ada yg mau, blm yakin?" | *terdiam sy
 
20. bila memang belum siap, #UdahPutusinAja | itulah langkah ksatria yang bisa kau ambil | bila engkau memang lelaki
- Ustadz Felix Siauw

Anda mungkin juga meminati:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...